Ahad, 14 Mac 2010

Sahabat Yang Soleh..


Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan menggunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan periharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (QS An Nisa: 1).

Islam mengajarkan para penganutnya untuk saling bersaudara karena Allah. Mereka diwajibkan untuk mencintai saudara-saudara mereka seiman sebagaimana mereka mencintai diri mereka sendiri, hal ini pernah dilakukan dengan baik oleh Rasulullah Saw dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengambil teladan dari mereka. Sabda Rasulullah Saw: “Seseorang yang melapangkan orang mukmin dari desakan hidup di dunia ini Allah akan melapangkan pula orang itu dari malapetaka hari kiamat. Siapa yang menutup aib (malu) orang Islam Allah akan menutupi aib orang itu di dunia dan akhirat. Allah tetap akan menolong seorang hamba, selama hamba itu sudi menolong saudaranya.” (HR. Muslim-Abu Daud-Turmudzi).

Tolong menolong itu ciri-ciri orang mukmin sebagaimana dijelaskan didalam Al Qur’an: Dan orang-orang beriman laki-laki dan wanita, sebagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebagian yang lain….(QS. Attaubah: 71). Tolong menolong itu wajib bagi orang-orang mukmin karena musuh-musuh orang mukminpun saling tolong menolong, karena itu bisa menimbulkan kerusakan yang besar di muka bumi sekiranya orang-orang mukmin tidak bersatu padu. Saat ini umat Islam banyak yang meninggalkan apa yang telah diperintahkan Al Qur’an dan as sunnah, mereka bersaing satu sama lain padahal mereka semua adalah muslim, sebagian mereka bahkan lebih dekat kepada orang-orang kafir, dibanding kepada saudara-saudara mereka seagama. Allah menyatakan bahwa fitnah dan kerusakan yang besar akan terjadi ketika umat Islam meninggalkan ukhuwwah Islamiyyah (persaudaraan Islam) sebagamana firman Allah Swt:
Adapun orang-orang kafir sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. Jika kamu kaum muslimin tidak melaksankan apa yang diperintahkan Allah itu (ukhuwwah Islam) niscaya akan terjadi kehancuran dimuka bumi dan kerusakan yang besar. (QS. Al Anfaal: 73).

Dalam kaitan itu Rasulullah Saw melukiskan hubungan antar pemeluk Islam dalam kehidupan keseharian bagaikan satu kesatuan tubuh sebagaimana sabdanya: “Perumpamaan orang-orang beriman, dalam saling mencintai, saling menyantuni sesama mereka, adalah laksana satu kesatuan tubuh. Apabila satu bagian dari tubuh itu menderita sakit, maka seluruh tubuh akan turut merasakannya.” (HR. Muslaim).
Meski tak ada fakta perjanjian tertulis tetapi karena ikatan keislamanya haruslah memandang sesama muslim sebagai saudaranya atas dasar kesamaan pandangan hidup. Segala yang merusak ukhuwwah Islamiyyah harus dihindari. Seorang muslim yang memperpanjang tali ukhuwwah Islamiyyah akan memiliki keutamaan yang banyak.

KEUTAMAAN UKHUWWAH ISLAMIYYAH
Di dalam buku keutamaan ukhuwwah, tulisan Alwi Al-Atas S.S. menyebutkan ada enam ke utamaan ukhuwwah Islamiyyah.

1. Dijaga Malaikat dan Dicintai Allah Swt
Orang yang selalu menjaga hubungan persudaraan akan dijaga dan dicintai Allah Swt dengan mengutus makaikat untuk menjaganya. Dalam sebuah hadist yang bersumber dari Abu Hurairah dikisahkan. “Sesungguhnya seorang laki-laki yang pergi mengunjungi saudaranya yang bermukim di suatu tempat (negeri), maka Allah mengirim malaikat untuk mengawalnya selama perjalanan. Setelah malaikat bertemu dengan orang tersebut maka malaikat tadi bertanya, ‘hendak kemana anda?’ Orang itu menjawab, ‘Aku hendak mengunjungi saudaraku di suatu negeri.’ Tanya malaikat, ‘Apakah anda mengharapkan suatu nikmat darinya?’ Jawab orang itu, ‘Tidak, aku tidak ada maksud selain mencintainya semata-mata karena Allah.’ Malaikat berkata, ‘Aku adalah utusan Allah kepadamu. Memberikan kabar kepadamu bahwa sesungguhnya Allah mencintaimu sebagaimana cintamu pada saudaramu itu.” (HR Muslim).
Oleh karena itu, menjaga hubungan persaudaraan Islam harus atas dasar keikhlasan, bukan atas dasar pamrih (mengharap sesuatu).

2. Merasakan Manisnya Iman
Orang-orang yang tidak memutuskan tali persaudaraan sesama muslim akan mendapatkan manisnya persaudaraan, diantara mereka saling mengunjungi, tolong-menolong, cinta dan mencintai dengan mengharap ridha dari Allah Swt. Begitu pula bila ia mencintai dan membenci seseorang karena Allah, termasuk di dalamnya mencintai orang-orang mukmin sebagaimana telah diperintahkan dalam Al qur’an dan Rasulnya. “Tiga perkara yang barang siapa pada dirinya terdapat tiga perkara tersebut, maka ia akan merasakan lezatnya iman, yaitu (1) jika ia mencintai Allah dan Rasulnya lebih dari cintanya kepada yang lain, (2) merasa senang dan benci karena Allah, (3) lebih menyukai api yang menyala-nyala (siksa) daripada harus berbuat syirik kepada Allah.” (HR Muslim).
Cinta adalah sesuatu yang urgen sekali. Tidak satupun manusia yang tidak punya rasa cinta, rasa cintalah yang mempengaruhi manusia dalam bersikap dan bertindak cinta dunia misalnya, akan menjadikan seseorang mengarahkan semua potensi dan waktu dalam kehidupannya untuk memperoleh dunia. Adapun orang yang cinta Rasulullah Saw akan senantiasa menselaraskan kehidupannya dengan mengikuti Rasulullah Saw.

3. Diberi Naungan pada Hari Yang Tidak Ada Naungan
Seorang hamba yang beriman menjalin ukhuwwah Islamiyyah (saling mencintai) karena Allah dan jika berpisahpun ikhlas karena Allah, akan mendapatkan perlindungan pada hari yang tidak ada perlindungan baginya, kecuali Allah Swt dan amal kebaikannya. Didalam hadist Bukhari dan Muslim dijelaskan bahwa ada tujuh golongan kelak yang akan mendapat naungan dari Allah ketika tidak ada naungan lagi selain naungan Allah. Diantara ketujuh golongan tersebut ialah, “……. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, dimana keduanya berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah pula.”

4. Dimasukkan Ke Dalam Surga
Iman merupakan syarat bagi seseorang untuk masuk ke dalam surga, sedangkan saling mencintai sesama mukmin juga merupakan syarat untuk masuk kedalamnya. Iman tidak akan sempurna tanpa ukhuwwah, dan ukhuwwah tidak akan ada artinya tanpa dilandasi keimanan, sesungguhnya bagian yang tidak dapat dipisahkan dari iman dan taqwa, taqwa tidak akan sempurna tanpa ada persaudaraan (ukhuwwah) dan persaudaraanpun tidak akan bermakna tanpa disertai ketaqwaan. Abu Hurairah r.a mengatakan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Kamu tidak akan masuk kedalam surga hingga beriman dan kamu tidak beriman hingga kamu saling mencintai.” (HR Muslim).

5. Diselesaikan Perselisihannya Dan Dilanggengkan Persaudaraannya Di Akhirat
Bila pada hari kemudian manusia saling bermusuhan, maka orang-orang bertakwa pengecualian dari hal ini. Firman Allah Swt: Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (QS Az-zumar: 67)
Dan firman Allah dalam Al Quran surat Al-Hijr ayat: 47. Sebagaimana firman-Nya: Allah menghapuskan dendam dari hati mereka dan menjadikan mereka merasa bersaudara, dan kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan diatas dipan-dipan. (QS Al Hijr: 47)

6. Mujahid dan Nabi Tertegun
Allah memberikan keistimewaan bagi orang-orang beriman yang tetap menjaga hubungan persaudaraan atas dasar ketakwaan, sehingga mujahid dan nabi tertegun. Dalam sebuah hadist yang bersumber dari Abu Hurairah r.a dijelaskan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya disekitar Arasy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya, yang diatasnya terdapat suatu kaum yang menggunakan pakaian cahaya. Wajah mereka bercahaya, mereka itu bukan Nabi juga bukan para syuhada, akan tetapi para Nabi dan syuhada tertegun pada mereka sehingga mereka berkata, ‘Wahai Rasulullah, tolong beritahu siapa gerangan mereka itu?’ Beliau menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang saling menjalin cinta kasih karena Allah, dan saling mengunjungi karena Allah semata.” (HR Nasa’i dalam Sunan Al Kubro)
Dan dari hadist riwayat Ahmad dan Hakim diceritakan bahwa Abu Idris al khaulani berkata pada Mu’adz bin Jabal, ’sesungguhnya aku mencintai anda karena Allah.” Maka Mu’adz berkata, “Sampaikanlah berita gembira dan bergembiralah, sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah Saw bersabda, “Suatu kelompok manusia kelak akan memperoleh kursi disekitar Arasy pada hari kiamat, wajah mereka bagaikan bulan purnama pada malam lailatul qadr waktu itu manusia tekejut sementara mereka tidak merasa terkejut, dan manusia takut sementara mereka tidak merasa takut. Mereka itu adalah Aulia Allah yang tidak pernah takut kepada musuh-musuh Allah dan tidak pernah merasa hawatir.” Kemudian aku bertanya (Mu’adz), ‘Siapakah mereka itu wahai Rasulullah? ‘Beliau menjawab, “Mereka adalah orang-orang yang berkasih sayang karena Allah.” (HR Ahmad dan Hakim)
Ukhuwwah (persaudaraan), saling mencinta mudah diucapkan, tapi yang sangat sulit adalah praktik dan aplikasinya dalam berbagai situasi dan kondisi kehidupan sehari-hari, tapi perlu disadari bahwa mewujudkan persaudaraan Islam dalam arti yang sebenarnya merupakan kewajiban setiap Muslim. (komik.dakwah.info/si)
Sisipan Tulisan oleh: Drs. H. Ahmad Yani

Tiada ulasan: