Jumaat, 11 Mei 2012

Apakah kita menjadi hamba Allah yang diSAYANG atau diBENCI oleh-Nya?




Assalamu’alaikum…

Alhamdulillah, setinggi-tinggi kesyukuran pada Allah s.w.t kerana masih memberi kita nikmat Iman dan Islam. Dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah, dari depan ke belakang kita semuanya itu nikmat Allah s.w.t. Alhamdulillah kerana Allah s.w.t masih lagi memberi aku peluang untuk jari jemari aku mempersembahkan rentak di arena keyboard untuk berkongsi sesuatu dengan rakan-rakan sekalian. Selawat dan salam keatas junjungan besar kita Nabi Muhammad s.a.w kerana dengan setiap detik dan degupan jantung Baginda s.a.w adalah untuk memberi sinar cahaya kebenaran kepada sekalian Alam dan sanubari manusia yang jauh hitam kejahilan. Dari tidak kenal Allah kepada kenal Allah s.w.t.

Dalam kesempatan ini aku memohon seribu-ribu kemaafan diatas cacat cela dalam penyampaian penulisan aku, entah la blog ini asalnya sebagai tempat curahan memori dan pengetahuan yang diperolehi yang boleh dilantunkan sebagai corak berbentuk tulisan untuk simpanan peribadi sahaja dan kini telah menjadi tempat untuk perkongsian. Moga segala-galanya untuk Allah s.w.t.

Dalam kita melangkah dengan gagah, pasti sebelum ini kita pernah melangkah dengan lemah!!. Itu lah gambaran nasihat yang dihidangkan kepada aku suatu masa dahulu. Banyak intipati yang boleh dikoreksi dalam satu ayat ini. Pelbagai bentuk cabang pengadaptasian kata-kata ini dalam kehidupan kita sama ada sedar atau tidak. Kata-kata yang tersemit erti perjuangan, pengharapan, penyatuan, dan sebaginya dan ianya bergantung kepada dimana lahirnya titik keinginan dalam pandangan dan persepsi individu tersebut.

Dalam perjuangan mencari material untuk kesenangan hidup, seringkali kita merasakan hampa dan lemah serta kecewa dalam menghadapi kehidupan lantas beralasan Allah sedang murka dan tidak sayang pada kita. Sedarkan kita bahawa kita sebenarnya telah meletakkan pandangan sempit yang bergantung terus kepada keinginan hati sendiri yang mudah dibuai nafsu, bila tidak dapat apa yang hajati terus kata tidak adil dan sebagainya. Adakah sudah kita bentangkan gambaran sejarah dalam lipatan sirah Nabi Muhammad s.a.w? disini aku cuba berkongsi dengan teman-teman..

Dari Amr Bin ‘Auf al-Anshari radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus Abu Ubaidah Bin Jarrah radhiyallahu ‘anhu ke Bahrain untuk mengambil jizyah* dari penduduknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menerima permintaan damai dari penduduk Bahrain dan beliau mengangkat al-Ala’ Bin al-Hadhrami untuk menjadi ‘amir (pemimpin) di sana.

Ketika Abu Ubaidah datang dari Bahrain dengan membawa harta jizyah itu, para sahabat kaum Anshar mendengar kedatangan Abu Ubaidah ini. Maka merekapun berkumpul untuk menghadiri shalat shubuh bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika telah selesai shalat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung keluar. Namun mereka berusaha merintangi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika melihat mereka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tersenyum kemudian berkata, “Saya mengira kalian telah mendengar kedatangan Abu Ubaidah membawa sesuatu dari Bahrain?”

Mereka berkata, “Benar wahai Rasulullah.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kalau begitu, bergembiralah dan berharaplah memperoleh sesuatu yang melapangkan diri kalian. Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian. Akan tetapi, aku kahwatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba, dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur.” (Hadits riwayat Muslim (2961) dan al-Bukhari (6425), dan Ibnu Abi ad-Dunya dalam kitab tentang Zuhud hal. 73)

Kadang manusia tidak memahami bentuk KASIH SAYANG Allah,
DIBUKAnya pintu RIZKI dan KESENANGAN dari Allah....
Dianggap PEMULIAAN dirinya dan KASIH SAYANG dari Allah.
Sebaliknya PEMBATASAN RIZKI dan UJIAN dari Allah...
Dianggap PENGHINAAN dirinya dan KEBENCIAN dari Allah.


Lupakah kita akan Firman Allah Ta’ala:

”Adapun manusia apabila Tuhannya mengUJInya lalu diMULIAkan-Nya dan diberi-Nya keSENANGan, maka dia berkata: "Tuhanku telah meMULIAkanku".
”Adapun bila Tuhannya mengUJInya lalu memBATASi RIZKInya maka dia berkata: "Tuhanku mengHINAkanku".(QS Al-Fajr: 15-16)


Orang yang memahami DUNIA adalah arena UJIAN,
Mereka akan menyikapi KEBAIKAN dan KEBURUKAN adalah UJIAN Allah.
Mereka tidak menganggap KEBAIKAN dari Allah sebagai PEMULIAAN
Dan Mereka tidak menganggap KEBURUKAN dari Allah sebagai PENGHINAAN,
Mereka memahami apa yang dibutuhkan di DUNIA sebagai KEBAIKAN,
Dan mereka memahami apa yang dibutuhkannya di DUNIA sebagai KEBURUKAN,


Sebenarnya gambaran kasih sayang Allah s.w.t titipkan kepada kita sungguh bernilai dan dari mana-mana nilaian belian dan harta. Kasih sayang Allah s.w.t pada hamba-Nya sangat halus dan terkadang sukar untuk di ketahui dan terkadang tidak pernah kita sedari. Rakan-rakan banyangkan, andai kata tatkala kita sakit dan ketika itu sangat kita memerlukan kan kewangan dan tiba-tiba ada yang merahsiakan identitinya mencukupkan memberi kewangan untuk menampung kos perubatan kita, pasti gambaran yang lahir di kotak fikiran kita adalah, Siapakah yang menghulurkan bantuan itu? Pasti dia orang kaya, pasti dia prihatin dengan keadaan aku, pasti dia ikuti perkembangan aku dari semasa ke semasa, pasti dia kenal aku, dan sebagainya.

Rakan-rakan cuba banyangkan itu adalah manusia yang memberi, sedangkan Allah Ta’ala lebih dan lebih lagi dari itu. Allah lebih kenal kita, Allah lebih kaya, Allah sentiasa perhatikan kita, Allah prihatin dan sayang kita dan sebaginnya. Dengan sifat Maha Penyayang Allah Ta’ala lah telah menghidupkan kita walaupun kita tidak meminta untuk dihidupkan, memberi nikmat tatkala kita tidak pernah mengangkat tangan memohon nikmat tersebut, dan nikmat yang terbesar kita perolehi sedangkan kita tidak memintanya adalah nikmat Iman dan Islam.. Alhamdulillah..

Sungguh rakan-rakan, kasih sayang Allah itu luas dan bukan lah nikmat itu dibentuk dan dilahirkan dalam bentuk material semata, tapi ianya sangat luas bahkan jika limpahan material yang melimpah ruah sehingga melalaikan kita itu bukan lagi nikmat dalam erti kata Iman kepada Allah, Imam Ja’far al-Shadiq pernah berkata,

”Jika Allah menCINTAi seorang hamba, Allah ilhamkan kepadanya ketaatan, Allah biasakan ia dengan qana’ah (menerima apa yang ada), Allah karuniakan baginya pemahaman agama, Allah menguatkannya dengan keyakinan, Allah cukupkan baginya dengan sifat al-kafaf (merasa cukup dengan rezeki yang memadai) , Allah memakaikannya dengan sifat al-‘afaf.

Sebaliknya jika Allah memBENCI seorang hamba maka Allah jadikan dia menCINTAi HARTA dan Allah MUDAHkan baginya untuk memPEROLEHnya, Allah iILHAMkan kepadanya DUNIAnya, Allah serahkan dia pada HAWA NAFSUnya, maka ia mengendarai al-‘inaad (keras kepala), ia mudah berbuat fasad (kerusakan), dan menzhalimi hamba-hamba (Tuhan)” (Bihar al-Anwar 103 : 26.)


1. Allah mengILHAMkan kepadanya keTAATan dan selalu meberinya PETUNJUK.
Sesungguhnya Allah mengilhamkan kepada jiwa semua manusia ketaatan dan maksiat, namun beruntunglah orang yang mengambil ilham ketaatan dan merugilah orang yang mengambil ilham kemaksiatan.

“Maka Allah ilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaan, sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya dan merugilah orang yang mengotorinya.” (QS Al-Syams [91] : 8-9)

Dan Allah mencintai orang yang terilhami oleh ketaatan dan ketakwaan, lalu ia bersegera menyucikan jiwanya dengan melakukan ketaatan dan ketakwaan sehingga Allah akan selalu memberinya petunjuk dengan NUR (cahaya) dan FURQAN (pembeda).

”Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), berTAKWAlah kepada Allah dan berIMANlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan RAHMAT (KASIH SAYANG)-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu NUR (cahaya) yang dengan NUR (cahaya) itu kamu berjalan dengannya dan Dia mengAMPUNi kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,” (QS Al Hadid :28)

”Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaTAKWA kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu FURQAAN (pembeda) dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS Al Anfal :29)

2. Allah membiasakan kepadanya sifat QANA’AH (ridlo menerima pemberian Allah subhanahu wata’ala apa adanya)

“Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.” (QS.Yunus:107)

“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Rabbmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat Rabbmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. az-Zukhruf:32)

“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS.Al an’am 165)


Seseorang mengeluh kepada Imam Ja'far al-Shadiq as tentang ketamakannya yang kian hari bertambah. Imam as menasihatinya, ”Jika engkau merasa beruntung dengan memiliki apa yang mencukupimu, maka engkau akan merasa cukup dengan kebutuhan terkecil dunia ini. Sebaliknya jika engkau tidak merasa puas dengan memiliki kebutuhan-kebutuhan minimum dunia ini, maka seluruh kesenangan duniawi takkan bakal mencukupimu.”

3. Allah memberikannya AL-HIKMAH (kefahaman yang mendalam (FAQIH) dalam ilmu agama)

” Allah menganugrahkan al HIKMAH (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugrahi al HIKMAH itu, ia benar-benar telah dianugrahi KARUNIA yang BANYAK. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)." (QS Al Baqarah :269)

"Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan maka dijadikannya FAQIH (kefahaman yang mendalam) terhadap ilmu agama" (HR.Bukhari-Muslim)

4. Allah akan memberikan SAKINAH dan meneguhkan keIMANanya.

” Dia-lah yang telah menurunkan keTENANGan (SAKINAH) ke dalam hati orang-orang mu'min supaya keIMANan mereka berTAMBAH di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana...” (QS Al-Fah :4)

5. Allah memberikan UJIAN dan COBAAN.

“Barangsiapa yang dikehendaki Allah dengan kebaikan maka ditimpakan ujian padanya.” (HR. Bukhari)

Rasulullah saww bersabda : ”Jika Allah mencintai seorang hamba maka Allah berikan cobaan baginya. Dan jika Allah mencintainya dengan kecintaan yang sangat maka Allah akan mengujinya.” Para sahabat Nabi bertanya : ”Apakah ujiannya?” Rasulullah saww menjawab : “Tidak sedikit pun Allah tinggalkan baginya harta dan anak.” (Baqir al-Majlisi, Bihar al-Anwar 81 : 188 ;Kanz al-‘Ummal hadits ke : 30793)

Imam Muhammad al-Baqir as berkata, ”Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla menjanjikan UJIAN dan COBAAN kepada seorang mukmin sebagaimana seorang suami menjanjikan kepada isterinya dengan HADIAH yang diRAHASIAkan (disembunyikan)-nya.” (Bihar al-Anwar 15 : 56.)

Atau dalam hadits lainnya, Imam Ja’far al-Shadiq as berkata, ”Sesungguhnya apabila Allah menCINTAi seorang hamba niscaya Dia tenggelamkan hamba tersebut ke dalam COBAAN.” (Bihar al-Anwar 15 : 55)

Suatu hari, Rasulullah shalallahu wa sallam diundang ke rumah salah seorang muslim. Sewaktu beliau tiba di rumahnya, beliau melihat seekor ayam sedang bertelur di sebuah sarang di samping rumah. Beliau melihat telor ayam tersebut tidak jatuh, dan kalaupun jatuh ternyata tidak pecah. Betapa takjubnya Rasullah saww melihat kejadian tersebut. Karena itu, pemilik rumah tersebut bertanya kepada beliau, “Engkau heran melihatnya, ya Rasullah? Demi Allah yang telah memilih Anda sebagai Nabi, sesungguhnya saya selama ini tidak pernah sakit”

Rasulullah segera meninggalkan rumah tersebut, seraya berkata, “Barangsiapa yang tidak pernah mengalami musibah, maka ia jauh dari kasih sayang Allah.” (Baqir al-Majlisi, Bihar al-Anwar 15 : 1 : 53)

6. Allah akan menjaganya dari apa yang diharamkan-Nya

Dari Abu Hurairah Ra: Bersabda Rasulullah Saw,” Sesungguhnya Allah CEMBURU, dan cemburu Allah adalah menCEGAH seseorang mengerjakan apa yang diHARAMkan-Nya" (HR.Bukhari-Muslim)

7. Allah memberikannya sifat al-‘Afaf ( sifat menjaga kehormatan diri dari perbuatan-perbuatan hina)

Diriwayatkan oleh Imam Ja’far al-Shadiq as bahwa Imam Ali as berkata,

”Seutama-utama ibadah adalah al-‘afaf” (Al-Kulayni, Al-Kafi 2 : 79)

Dan sabda Rasulullah saww, ”Sesungguhnya Allah mencintai seorang yang pemalu, yang menjaga dirinya dari perbuatan-perbuatan yang hina (al-hayya al-muta’affif)”( Bihar al-Anwar 71 : 270)

8. Allah memasukkannya kedalam Kaum PILIHAN.

”Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan menDATANGkan suatu kaum yang Allah menCINTAi mereka dan merekapun menCINTAi-Nya, yang bersikap LEMAH LEMBUT terhadap orang MU’MIN, bersikap TEGAS terhadap orang-orang KAFIR, berJIHAD di jalan Allah, dan TIDAK TAKUT kepada CELAan orang yang suka mencela. Itulah KARUNIA Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Maidah:54)


9. Allah akan memberikannya KHUSNUL KHOTIMAH

"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,dan masuklah ke dalam surga-Ku." (QS Al Fajr: 27-30)


Apakah kita menjadi hamba Allah yang diSAYANG atau diBENCI oleh-Nya?

Semuanya terserah PILIHAN kita...

Firman Allah :

"Dan katakanlah: "KeBENARan itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang INGIN (berIMAN) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang INGIN (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek." (QS Al Kahfi : 29)


Wallahu’alam bi showab

Tiada ulasan: